Hubungan strategi bangsa-bangsa Asia Selatan dengan Indonesia


A.    Latar Belakang

Asia Selatan merupakan kawasan yang secara geografis berbatasan dengan Asia Tenggara sehingga hubungan dan interaksi antara kedua kawasan tidak dapat dihindari. Interaksi Asia Selatan dan Asia Tenggara atau bisa disebut South-South ini juga tidak lepas dari posisi negara-negara di kedua kawasan tersebut yang sebagian besar masih berkembang sehingga masih mengandalkan ekspor antar-kawasan demi mengurangi dependensinya terhadap Barat (Kalirajan, 1983: 261).

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara pada dasarnya telah berhubungan dengan negara-negara di kawasan Asia Selatan bahkan sejak zaman sejarah dan terus dilakukan hingga setelah era reformasi. Kerjasama yang dijalin oleh Indonesia dengan negara-negara kawasan Asia Selatan pada dasarnya lebih berfokus pada trade mengingat sektor perdagangan menjadi kunci dalam perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang (Kalirajan, 1983: 262).

Kemitraan Indonesia dengan negara Asia Selatan seperti India cukup signifikan. Indonesia perlu saling mempelajari terkait pembangunan manusia, terutama pengembangan SDM di India. Serta cara India membangun intelektual bangsanya dan menyiapkan angkatan kerja berdaya saing global dan para diasporanya mampu menarik investasi yang berbentuk proyek outsourcing global. Begitu juga sistem pendidikan India yang sangat adaptif dengan tuntutan zaman.

Terlihat dengan usaha pengembangan National Book Trust (NBT). Lembaga semacam BUMN yang dibentuk pada 1957 oleh Perdana Menteri pertama India, Jawaharlal Nehru. Buah dari keseriusan pemerintah India adalah tingginya minat baca masyarakat di sana. National Book Trust of India sukses dalam mempromosikan buku dan kebiasaan membaca di kalangan masyarakat India.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerjasama Perdagangan hingga Budaya  

Pertumbuhan ekonomi Indonesia apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya di kawasan Asia Selatan dapat dikatakan lebih memadai karena perkembangan industri manufaktur serta substitusi impor dan ekspor yang mulai dilakukan oleh Indonesia (Kalirajan, 1983: 262). Hubungan Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan pada dasarnya dapat dilihat melalui ekspor-impor komoditi seperti karet, minyak, hingga rempah-rempah (Kalirajan, 1983: 255).

Pakistan merupakan konsumer terbesar bagi ekspor Indonesia di tahun 1970-79, disusul oleh India dan Sri Lanka sebagai negara tujuan ekspor Indonesia kedua dan ketiga. Persentase dari ekspor Indonesia ke negara-negara Asia Selatan sendiri pada tahun 1970-79 yaitu mencapai 42% (Kalirajan, 1983: 266).

Lebih jelasnya, impor Indonesia ke negara-negara Asia Selatan sebagian besar mencakup makanan, minyak, chemicals, tekstil, alat-alat mesin, dan hewan hidup, yang mayoritas diperoleh dari India dan Pakistan (Kalirajan, 1983: 270). India juga berperan sebagai mengekspor manufaktur, mesin, dan alat-alat untuk transportasi untuk Indonesia (Kalirajan, 1983: 278). Sedangkan ekspor Indonesia ke kawasan Asia Selatan sendiri mencakup karet, petrolium, dan kopra serta produknya.

 Sri Lanka mengekspor komoditas karet, teh, dan kelapa; Bangladesh lebih mengandalkan ekspor tekstil dan ikan ke Indonesia (Kalirajan, 1983: 266). Impor Indonesia dari Asia Selatan ini menyumbangkan sekitar 2% dari total kegiatan impor Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Sedangkan untuk ekspor ke Asia Selatan menyumbangkan 0,5% sari keseluruhan jumlah ekspor yang dilakukan Indonesia ke negara-negara di dunia (Kalirajan, 1983: 278).

Selain di sektor perdagangan melalui ekspor dan impor, hubungan Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Selatan setelah era reformasi juga dapat dilihat di sektor budaya, seperti Afghanistan—yang sama-sama negara mayoritas Muslim—yang pada dasarnya telah menjalin hubungan selama 62 tahun dengan Indonesia.

Hubungan Indonesia dengan Afghanistan berfokus pada pembangunan perdamaian dan rekonsiliasi serta peningkatan kapasitas pelayanan masyarakat, salah satunya melalui rencana pembangunan Islamic Center (IIC) di Kabul yang ditujukan untuk religious, health, and education center (Halim, 2017).

 Di sisi lain, hubungan diplomatik Indonesia dan Nepal telah terbentuk sejak tahun 1960 dengan berfokus pada kerjasama dalam aspek budaya dan pendidikan, salah satunya diwujudkan dengan sister city antara Bali-Khatmandu yang memiliki kemiripan budaya dan tourist interest.

 

B.  Diplomasi Indonesia di Kawasan Asia Tengah dan Selatan

Kegiatan diplomasi Indonesia di berbagai kawasan di dunia ditujukan untuk: Membuka peluang kerja sama baru, khususnya di bidang ekonomi untuk memperluas pasar dan mitra dagang tradisional dan non-tradisional Indonesia; Menjalin kemitraan dalam isu-isu khusus yang menjadi kepentingan bersama antara Indonesia dan negaranegara terkait, misalnya dalam isu perubahan iklim, HAM, demokrasi, energi dan lain-lain; Menjalin kemitraan di forumforum multilateral khususnya di antara negara-negara berkembang seperti dalam forum OKI, G-77, FEALAC serta GNB; dan Menjalin kerja sama saling dukung untuk pencalonan di berbagai organisasi internasional.

Kerja sama Indonesia dengan negara-negara Asia Pasifik diarahkan untuk mendorong peran dan kehadiran Indonesia secara lebih luas di kawasan ini. Indonesia juga hendak mendorong kerja sama ekonomi, khususnya bagi perluasan pasar non tradisional, serta peningkatan kerja sama teknik dalam bentuk peningkatan kapasitas.

Kawasan Asia Selatan dan Asia Tengah yang mencakup 15 negara (Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Bhutan, India, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan) memiliki arti penting bagi politik luar negeri RI. Kawasan ini dihuni sekitar 1,7 milyar orang mulai dari Maladewa yang berpenduduk sekitar 300.000 jiwa hingga India yang populasinya mencapai ± 1,2 miliar.

 

Indonesia telah memiliki hubungan diplomatik dengan semua negara di kawasan ini. Upaya peningkatan hubungan ekonomi dengan negaranegara di kawasan ini telah dilakukan melalui berbagai langkah seperti Sidang Komisi Bersama dan Trade Negotiating Committee dengan negaranegara mitra.

Afghanistan

Hubungan politik bilateral RI-Afghanistan hingga saat ini cukup baik. Indonesia mendukung upaya Pemerintah Afghanistan mewujudkan perdamaian di Afghanistan. Indonesia telah berkomitmen untuk membantu Afghanistan menjadi negara yang aman, demokratis dan sejahtera.

Azerbaijan

Perwakilan RI di Baku, Azerbaijan diresmikan pada 29 Desember 2010. Sebelumnya hubungan diplomatik RI dengan Azerbaijan dirangkap dari KBRI Tehran. Dengan dibukanya perwakilan diplomatik tersebut, hubungan bilateral kedua negara diharapkan terus meningkat.

Bangladesh

Hubungan bilateral RI-Bangladesh diwarnai oleh intensitas pertemuan yang cukup tinggi. Selain pertemuan Komisi Bersama juga diselenggarakan pertemuan Forum Bisnis.

India

Hubungan kemitraan strategis Indonesia-India dikembangkan berdasarkan kesepakatan New Strategic Partnership between Indonesia and India yang ditandatangani oleh kedua pemerintahan pada tahun 2005, dan kemudian pada 2007 disepakati Plan of Action of the New Strategic Partnership.

 

Iran

Hubungan bilateral RIIran cenderung meningkat yang ditandai dari sejumlah kunjungan yang dilakukan kedua negara. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengisi hubungan bilateral kedua negara khususnya melalui kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.

Pakistan

Hubungan RI-Pakistan sangat baik. Indonesia dan Pakistan mempunyai banyak persamaan pandangan dalam berbagai masalah regional dan internasional. Di bidang politik dan keamanan, Indonesia dan Pakistan telah menandatangani Defense Cooperation Agreement (DCA) pada 21 Juli 2010 di Jakarta oleh Menteri Pertahanan RI dan Menteri Pertahanan Pakistan

 

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan telah menjalin kerjasama sejak sebelum era reformasi hingga saat ini. Kerjasama yang dilakukan cenderung berfokus pada trade dan sektor-sektor budaya mengingat persamaan Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan sebagai negara berkembang.

Persamaan budaya tersebut termasuk persamaan agama, misalnya Islam yang mayoritas dianut penduduk Indonesia, sama halnya seperti Afghanistan dan Pakistan; juga Bali dengan Khatmandu yang mayoritas beragama Hindu sehingga sharing information mengenai identitas juga dapat dijadikan sebagai alat diplomatik.


DAFTAR PUSTAKA

Halim, Haeril. 2017. Indonesia steps up support for rebuilding Afghanistan. [online]. Tersedia dalam http://www.thejakartapost.com/news/2017/04/06/indonesia-steps-up-support-for-rebuilding-afghanistan.html, diakses 29 November 2017

 

Kalirajan, Kaliappa. 1983. “South-South Co-operation: Trade Relations between Indonesia and South Asia”, dalam Pakistan Development Review, pp. 261-282.