Selamat Datang di Galeri Materi

Berpacu mencari ilmu.

Gudang Materi Belajar

Menyajikan Berbagai Media dan Materi Pembelajaran.

Semua Pasti Ada

Jelajahi dunia dengan materi pembelajaran

DEMOKRASI TERPIMPIN

Demokrasi Terpimpin by ALKIS SAPUTRA

DEMOKRASI LIBERAL

Demokrasi Liberal by ALKIS SAPUTRA

PERJUANGAN DIPLOMASI INDONESIA

Kisi Kisi PTS Sejarah Indonesia Kelas X



 3.1 Memahami konsep dasar ilmu sejarah

Pengertian Sejarah

Siswa dapat mengidentifikasi pengertian sejarah sebagai ilmu pengetahuan.

C1 (Mengingat)

1

Objektif


Kronologi dalam Sejarah

Siswa dapat menjelaskan pengertian kronologi dalam sejarah.

C1 (Mengingat)

2

Objektif


Sumber Sejarah

Siswa dapat menyebutkan arti penting konsep waktu dalam sejarah.

C2 (Memahami)

3

Objektif


Konsep Waktu dalam Sejarah

Siswa dapat menyebutkan arti penting konsep waktu dalam sejarah.

C1 (Mengingat)

4

Objektif


Historiografi

Siswa dapat menjelaskan pengertian historiografi dalam penulisan sejarah.

C1 (Mengingat)

5

Objektif


Sumber Sejarah (Primer dan Sekunder)

Siswa dapat mengidentifikasi sumber sejarah sekunder berdasarkan contoh.

C2 (Memahami)

6

Objektif


Metode Penelitian Sejarah

Siswa dapat mengidentifikasi metode penelitian sejarah melalui wawancara.

C3 (Menerapkan)

7

Objektif


Fungsi Ilmu Sejarah

Siswa dapat menjelaskan fungsi sejarah dalam kehidupan manusia.

C2 (Memahami)

8

Objektif


Sumber Artefak

Siswa dapat menyebutkan contoh sumber sejarah yang berupa artefak.

C1 (Mengingat)

9

Objektif


Periodisasi dalam Sejarah

Siswa dapat menjelaskan tujuan periodisasi dalam kajian sejarah.

C1 (Mengingat)

10

Objektif


Sejarah sebagai Ilmu vs Mitos

Siswa dapat menganalisis perbedaan antara sejarah sebagai ilmu dan mitos.

C4 (Menganalisis)

11

Objektif


Ciri Khas Ilmu Sejarah

Siswa dapat mengidentifikasi ciri khas ilmu sejarah berdasarkan bukti konkret.

C1 (Mengingat)

12

Objektif


Langkah-langkah Metode Sejarah

Siswa dapat mengidentifikasi langkah-langkah metode penelitian sejarah.

C2 (Memahami)

13

Objektif


Periode Praaksara

Siswa dapat menjelaskan karakteristik periode praaksara.

C1 (Mengingat)

14

Objektif


Sumber Tertulis dalam Sejarah

Siswa dapat menyebutkan contoh sumber sejarah tertulis.

C1 (Mengingat)

15

Objektif


Pengertian Sejarah sebagai Ilmu

Siswa dapat menjelaskan pengertian sejarah sebagai ilmu.

C2 (Memahami) dan C4 (Menganalisis)

16

esai


Sumber Sejarah

Siswa dapat menjelaskan pengertian sumber sejarah.

C2 (Memahami) dan C3 (Menerapkan)

17

esai


Metode Penelitian Sejarah:

iswa dapat menjelaskan langkah-langkah dalam metode penelitian sejarah, seperti heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.

C2 (Memahami) dan C4 (Menganalisis)

18

esai


Kronologi dalam Sejarah:

Siswa dapat menjelaskan pentingnya konsep kronologi dalam ilmu sejarah.

C2 (Memahami) dan C4 (Menganalisis)

19

esai


Periodisasi dalam Sejarah

Siswa dapat menjelaskan pengertian periodisasi dalam sejarah.

C2 (Memahami) dan C3 (Menerapkan)

20

esai

Kisi Kisi PTS Sejarah Indonesia Kelas XII




1
3.1: Menganalisis konsekuensi disintegrasi bangsa.
Definisi dan faktor penyebab disintegrasi.
Konsekuensi disintegrasi terhadap stabilitas negara dan masyarakat.

Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pemberontakan PKI.
Pemahaman (Understanding)
1
Pilihan ganda

2
KD 3.2: Menjelaskan peristiwa penting dalam sejarah
Pemberontakan PKI 1965 dan dampaknya.
Gerakan PRRI/Permesta dan dampaknya terhadap politik Indonesia.
Pemberontakan di Aceh dan Papua.

Menyebutkan dan menjelaskan peristiwa kunci yang terjadi pada malam G30S
Pengetahuan (Knowledge)
2
Pilihan ganda

3
KD 3.3: Menganalisis peran berbagai aktor dalam sejarah
Peran pemerintah, militer, dan masyarakat dalam konflik.
Pengaruh aktor politik dalam menjaga atau menghancurkan persatuan.

Menganalisis tindakan militer sebagai respons terhadap G30S dan implikasinya.
Analisis (Analysis)
3,20
Pilihan ganda, esai

4
KD 3.4: Menganalisis dampak sosial dan politik dari peristiwa sejarah
Dampak sosial dari pemberontakan PKI terhadap masyarakat.
Perubahan politik yang terjadi setelah peristiwa-peristiwa tersebut.

Menganalisis dan menjelaskan dampak sosial dan politik yang ditimbulkan oleh pemberontakan PKI.
Analisis (Analysis)
4,18
Pilihan ganda, esai

5
KD 3.5: Menganalisis pengaruh kebijakan pemerintah
Kebijakan Orde Baru dalam menjaga stabilitas dan persatuan.
Kebijakan terkait pendidikan dan ideologi Pancasila.

Mengidentifikasi dan menjelaskan kebijakan pemerintah Orde Baru dalam mengatasi jejak PKI.
Pemahaman (Understanding)
5,16
Pilihan ganda, esai

6
3.1: Menganalisis konsekuensi disintegrasi bangsa.
Definisi dan faktor penyebab disintegrasi.
Konsekuensi disintegrasi terhadap stabilitas negara dan masyarakat.
 Mampu menjelaskan pengertian disintegrasi bangsa.
Pengetahuan (Knowledge)
6
Pilihan ganda

7
KD 3.2: Menjelaskan contoh-contoh ancaman disintegrasi.
Contoh-contoh ancaman disintegrasi di Indonesia, termasuk pemberontakan dan konflik sosial.
Mampu mengidentifikasi contoh-contoh pemberontakan yang mengancam disintegrasi bangsa.
Pemahaman (Understanding)
7
Pilihan ganda

8
KD 3.2: Menganalisis dampak dari pemberontakan PKI.
Pemberontakan PKI 1965 dan dampaknya.
Gerakan PRRI/Permesta dan dampaknya terhadap politik Indonesia.
Pemberontakan di Aceh dan Papua.
Mampu menganalisis dampak pemberontakan PKI terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
Penerapan
8
Pilihan ganda

9
KD 3.3: Menjelaskan kebijakan pemerintah dalam menjaga persatuan.
Contoh-contoh ancaman disintegrasi di Indonesia, termasuk pemberontakan dan konflik sosial.
Mampu menjelaskan kebijakan pemerintah dalam mencegah disintegrasi bangsa.
Pemahaman (Understanding)
9
Pilihan ganda

10
KD 3.4: Menganalisis peran masyarakat dalam menjaga persatuan.
Toleransi dan dialog antar kelompok.
Inisiatif masyarakat dalam meredakan ketegangan.

Mampu menguraikan peran masyarakat dalam menjaga persatuan bangsa.
Penerapan
10
Pilihan ganda

11
KD 3.5: Mengidentifikasi langkah pemulihan pasca-konflik.
Proses rehabilitasi sosial dan ekonomi setelah konflik.
Pentingnya rekonsiliasi dalam membangun kembali kepercayaan.

Mampu mengidentifikasi langkah-langkah pemulihan pasca-konflik di Indonesia.
Pemahaman (Understanding)
11
Pilihan ganda

12
KD 3.3: Menganalisis kebijakan untuk menjaga kesatuan bangsa.
Kebijakan yang diambil untuk memperkuat persatuan dan mencegah disintegrasi.
Mampu menjelaskan kebijakan untuk memperkuat kesatuan bangsa pasca pemberontakan.
Pemahaman (Understanding)
12
Pilihan ganda

13
KD 3.2: Menganalisis perubahan struktur pemerintahan akibat konflik.
Dampak konflik terhadap struktur pemerintahan, termasuk dominasi militer.
Mampu menganalisis perubahan struktur pemerintahan akibat peristiwa G30S/PKI.
Penerapan
13
Pilihan ganda

14
KD 3.1: Menganalisis peran pendidikan dalam menjaga persatuan.
Peran pendidikan Pancasila dalam membangun kesadaran berbangsa.
Mampu menjelaskan pentingnya pendidikan Pancasila dalam menjaga persatuan.
Penerapan
14
Pilihan ganda

15
3.4: Menganalisis strategi pemerintah dalam menghadapi ancaman disintegrasi.
Strategi dan kebijakan pemerintah di era modern untuk meningkatkan persatuan.
Mampu mengidentifikasi strategi pemerintah di era modern dalam menghadapi ancaman disintegrasi.
Analisis (Analysis
15
Pilihan ganda

17
KD 3.2: Menjelaskan peristiwa penting dalam sejarah.
Latar belakang pembentukan RMS setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Mampu menjelaskan peran Belanda dalam mendukung gerakan RMS.
Mampu menganalisis dampak keterlibatan Belanda terhadap integrasi Maluku ke dalam Indonesia.

Pemahaman (Understanding)
17
esai

19
KD 3.2: Menjelaskan peristiwa penting dalam sejarah
Tokoh Nasional pada Awal Kemerdekaan Indonesia
Mampu menyebutkan dan menjelaskan peran tokoh nasional pada awal kemerdekaan.
Pemahaman (Understanding)
19
esai




Adab Melayu Riau PPT Budaya Melayu Kelas XII



Adab Melayu Riau kaya dengan nilai-nilai budaya dan tradisi yang diwarisi dari generasi ke generasi. Ia mencakup aspek adab sopan santun, cara berinteraksi, dan norma-norma sosial yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. 
Berikut beberapa elemen penting dalam adab Melayu Riau: 
  1. Sopan Santun: Menghormati orang tua dan sesama, serta menggunakan bahasa yang halus dalam komunikasi. 
  2. Etika Pergaulan: Dalam pergaulan, orang Melayu Riau sangat menjunjung tinggi rasa hormat dan kesopanan, termasuk tata cara memberi salam dan menghormati tamu. 
  3. Budaya Menjunjung Adat: Adat istiadat sangat dihargai, dan banyak perayaan serta ritual yang diadakan untuk menghormati tradisi. 
  4. Keluarga dan Komuniti: Hubungan kekeluargaan dan gotong royong dalam masyarakat sangat ditekankan, di mana solidaritas sosial memainkan peranan penting. 
  5. Kesusasteraan dan Puisi: Sastera Melayu Riau sering menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai adab melalui syair dan cerita rakyat.
Adab Melayu Riau oleh Alkis

UPACARA DAUR HIDUP PPT BUDAYA MELAYU RIAU

 Upacara daur hidup dalam budaya Melayu Riau merujuk kepada serangkaian ritual yang menyambut setiap tahap penting dalam kehidupan seseorang, seperti kelahiran, khitan, pernikahan, dan kematian. Setiap upacara ini memiliki tata cara dan makna tersendiri, biasanya melibatkan adat, doa, dan perayaan bersama keluarga serta masyarakat. Misalnya, upacara khitan biasanya diadakan dengan meriah, melibatkan makanan khas dan doa, sebagai simbol memasuki fase baru dalam kehidupan.





Upacara Daur Hidup oleh alkis

SEJARAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Power Point 1





Power Point 2





Untuk mendownload atau melihat file silahkan klik gambarnya ya...

Hubungan strategi bangsa-bangsa Asia Selatan dengan Indonesia


A.    Latar Belakang

Asia Selatan merupakan kawasan yang secara geografis berbatasan dengan Asia Tenggara sehingga hubungan dan interaksi antara kedua kawasan tidak dapat dihindari. Interaksi Asia Selatan dan Asia Tenggara atau bisa disebut South-South ini juga tidak lepas dari posisi negara-negara di kedua kawasan tersebut yang sebagian besar masih berkembang sehingga masih mengandalkan ekspor antar-kawasan demi mengurangi dependensinya terhadap Barat (Kalirajan, 1983: 261).

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara pada dasarnya telah berhubungan dengan negara-negara di kawasan Asia Selatan bahkan sejak zaman sejarah dan terus dilakukan hingga setelah era reformasi. Kerjasama yang dijalin oleh Indonesia dengan negara-negara kawasan Asia Selatan pada dasarnya lebih berfokus pada trade mengingat sektor perdagangan menjadi kunci dalam perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang (Kalirajan, 1983: 262).

Kemitraan Indonesia dengan negara Asia Selatan seperti India cukup signifikan. Indonesia perlu saling mempelajari terkait pembangunan manusia, terutama pengembangan SDM di India. Serta cara India membangun intelektual bangsanya dan menyiapkan angkatan kerja berdaya saing global dan para diasporanya mampu menarik investasi yang berbentuk proyek outsourcing global. Begitu juga sistem pendidikan India yang sangat adaptif dengan tuntutan zaman.

Terlihat dengan usaha pengembangan National Book Trust (NBT). Lembaga semacam BUMN yang dibentuk pada 1957 oleh Perdana Menteri pertama India, Jawaharlal Nehru. Buah dari keseriusan pemerintah India adalah tingginya minat baca masyarakat di sana. National Book Trust of India sukses dalam mempromosikan buku dan kebiasaan membaca di kalangan masyarakat India.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerjasama Perdagangan hingga Budaya  

Pertumbuhan ekonomi Indonesia apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya di kawasan Asia Selatan dapat dikatakan lebih memadai karena perkembangan industri manufaktur serta substitusi impor dan ekspor yang mulai dilakukan oleh Indonesia (Kalirajan, 1983: 262). Hubungan Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan pada dasarnya dapat dilihat melalui ekspor-impor komoditi seperti karet, minyak, hingga rempah-rempah (Kalirajan, 1983: 255).

Pakistan merupakan konsumer terbesar bagi ekspor Indonesia di tahun 1970-79, disusul oleh India dan Sri Lanka sebagai negara tujuan ekspor Indonesia kedua dan ketiga. Persentase dari ekspor Indonesia ke negara-negara Asia Selatan sendiri pada tahun 1970-79 yaitu mencapai 42% (Kalirajan, 1983: 266).

Lebih jelasnya, impor Indonesia ke negara-negara Asia Selatan sebagian besar mencakup makanan, minyak, chemicals, tekstil, alat-alat mesin, dan hewan hidup, yang mayoritas diperoleh dari India dan Pakistan (Kalirajan, 1983: 270). India juga berperan sebagai mengekspor manufaktur, mesin, dan alat-alat untuk transportasi untuk Indonesia (Kalirajan, 1983: 278). Sedangkan ekspor Indonesia ke kawasan Asia Selatan sendiri mencakup karet, petrolium, dan kopra serta produknya.

 Sri Lanka mengekspor komoditas karet, teh, dan kelapa; Bangladesh lebih mengandalkan ekspor tekstil dan ikan ke Indonesia (Kalirajan, 1983: 266). Impor Indonesia dari Asia Selatan ini menyumbangkan sekitar 2% dari total kegiatan impor Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Sedangkan untuk ekspor ke Asia Selatan menyumbangkan 0,5% sari keseluruhan jumlah ekspor yang dilakukan Indonesia ke negara-negara di dunia (Kalirajan, 1983: 278).

Selain di sektor perdagangan melalui ekspor dan impor, hubungan Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Selatan setelah era reformasi juga dapat dilihat di sektor budaya, seperti Afghanistan—yang sama-sama negara mayoritas Muslim—yang pada dasarnya telah menjalin hubungan selama 62 tahun dengan Indonesia.

Hubungan Indonesia dengan Afghanistan berfokus pada pembangunan perdamaian dan rekonsiliasi serta peningkatan kapasitas pelayanan masyarakat, salah satunya melalui rencana pembangunan Islamic Center (IIC) di Kabul yang ditujukan untuk religious, health, and education center (Halim, 2017).

 Di sisi lain, hubungan diplomatik Indonesia dan Nepal telah terbentuk sejak tahun 1960 dengan berfokus pada kerjasama dalam aspek budaya dan pendidikan, salah satunya diwujudkan dengan sister city antara Bali-Khatmandu yang memiliki kemiripan budaya dan tourist interest.

 

B.  Diplomasi Indonesia di Kawasan Asia Tengah dan Selatan

Kegiatan diplomasi Indonesia di berbagai kawasan di dunia ditujukan untuk: Membuka peluang kerja sama baru, khususnya di bidang ekonomi untuk memperluas pasar dan mitra dagang tradisional dan non-tradisional Indonesia; Menjalin kemitraan dalam isu-isu khusus yang menjadi kepentingan bersama antara Indonesia dan negaranegara terkait, misalnya dalam isu perubahan iklim, HAM, demokrasi, energi dan lain-lain; Menjalin kemitraan di forumforum multilateral khususnya di antara negara-negara berkembang seperti dalam forum OKI, G-77, FEALAC serta GNB; dan Menjalin kerja sama saling dukung untuk pencalonan di berbagai organisasi internasional.

Kerja sama Indonesia dengan negara-negara Asia Pasifik diarahkan untuk mendorong peran dan kehadiran Indonesia secara lebih luas di kawasan ini. Indonesia juga hendak mendorong kerja sama ekonomi, khususnya bagi perluasan pasar non tradisional, serta peningkatan kerja sama teknik dalam bentuk peningkatan kapasitas.

Kawasan Asia Selatan dan Asia Tengah yang mencakup 15 negara (Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Bhutan, India, Iran, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Maladewa, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan) memiliki arti penting bagi politik luar negeri RI. Kawasan ini dihuni sekitar 1,7 milyar orang mulai dari Maladewa yang berpenduduk sekitar 300.000 jiwa hingga India yang populasinya mencapai ± 1,2 miliar.

 

Indonesia telah memiliki hubungan diplomatik dengan semua negara di kawasan ini. Upaya peningkatan hubungan ekonomi dengan negaranegara di kawasan ini telah dilakukan melalui berbagai langkah seperti Sidang Komisi Bersama dan Trade Negotiating Committee dengan negaranegara mitra.

Afghanistan

Hubungan politik bilateral RI-Afghanistan hingga saat ini cukup baik. Indonesia mendukung upaya Pemerintah Afghanistan mewujudkan perdamaian di Afghanistan. Indonesia telah berkomitmen untuk membantu Afghanistan menjadi negara yang aman, demokratis dan sejahtera.

Azerbaijan

Perwakilan RI di Baku, Azerbaijan diresmikan pada 29 Desember 2010. Sebelumnya hubungan diplomatik RI dengan Azerbaijan dirangkap dari KBRI Tehran. Dengan dibukanya perwakilan diplomatik tersebut, hubungan bilateral kedua negara diharapkan terus meningkat.

Bangladesh

Hubungan bilateral RI-Bangladesh diwarnai oleh intensitas pertemuan yang cukup tinggi. Selain pertemuan Komisi Bersama juga diselenggarakan pertemuan Forum Bisnis.

India

Hubungan kemitraan strategis Indonesia-India dikembangkan berdasarkan kesepakatan New Strategic Partnership between Indonesia and India yang ditandatangani oleh kedua pemerintahan pada tahun 2005, dan kemudian pada 2007 disepakati Plan of Action of the New Strategic Partnership.

 

Iran

Hubungan bilateral RIIran cenderung meningkat yang ditandai dari sejumlah kunjungan yang dilakukan kedua negara. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengisi hubungan bilateral kedua negara khususnya melalui kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.

Pakistan

Hubungan RI-Pakistan sangat baik. Indonesia dan Pakistan mempunyai banyak persamaan pandangan dalam berbagai masalah regional dan internasional. Di bidang politik dan keamanan, Indonesia dan Pakistan telah menandatangani Defense Cooperation Agreement (DCA) pada 21 Juli 2010 di Jakarta oleh Menteri Pertahanan RI dan Menteri Pertahanan Pakistan

 

A. Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan telah menjalin kerjasama sejak sebelum era reformasi hingga saat ini. Kerjasama yang dilakukan cenderung berfokus pada trade dan sektor-sektor budaya mengingat persamaan Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan sebagai negara berkembang.

Persamaan budaya tersebut termasuk persamaan agama, misalnya Islam yang mayoritas dianut penduduk Indonesia, sama halnya seperti Afghanistan dan Pakistan; juga Bali dengan Khatmandu yang mayoritas beragama Hindu sehingga sharing information mengenai identitas juga dapat dijadikan sebagai alat diplomatik.


DAFTAR PUSTAKA

Halim, Haeril. 2017. Indonesia steps up support for rebuilding Afghanistan. [online]. Tersedia dalam http://www.thejakartapost.com/news/2017/04/06/indonesia-steps-up-support-for-rebuilding-afghanistan.html, diakses 29 November 2017

 

Kalirajan, Kaliappa. 1983. “South-South Co-operation: Trade Relations between Indonesia and South Asia”, dalam Pakistan Development Review, pp. 261-282.